Sebagai Program tahunan Takmir Masjid Jami’ Al Ikhlas
desa Mergasana Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga yaitu mengadakan
kegiatan rutin peringatan malam nuzulul qur’an yang tahun ini jatuh pada 17
Ramadan 1444 H atau bertepatan dengan Jumat 7 April 2023 M.
Malam Nuzulul Quran menjadi salah satu malam
istimewa yang terjadi di bulan Ramadan. Pasalnya, momen tersebut ditujukan
untuk memperingati peristiwa bersejarah dalam Islam yakni, turunnya Al-Qur'an
kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril di Gua Hira.
Untuk mengenang momen tersebut Takmir Masjid Al
Ikhlas desa Mergasana terus berupaya mengadakan kegiatan ini secara rutin.
Bahkan dari tahun ke tahun mengalami peningatan dari segi
kesadaran jama’ah untuk menghadiri acara tersebut. Apalagi setiap tahun takmir
masjid selalu mengahdirkan penceramah yang berbeda-beda, baik penceramah
yang berasal dari desa sendiri maupun penceramah dari luar desa
atau dari luar kecamatan.
Pada Ramdhan tahun 2023 ini Takmir Masjid Jami’ Al
Ikhlas mengundang peceramah muda dari desa sendiri yaitu Ust. Muhammad Najmu
Tsaqib Al Hafidz yang berdomisili di RT 01 RW 01 desa Mergasana Kecamatan
Kertanegara Kabupaten Purbalingga yang saat ini masih berstatus sebagai seorang
mahasiswa di Universitas Islam Negeri Prof. KH. Saifuddin Zuhri Purwokerto atau
UIN Saizu (Purwokerto, Banyumas)
Adapun rangkaian kegaiatannya meliputi:
1. Pembukaan
2. Pembacaan Ayat-ayat suci Al Qur’an
3. Sambutan Tunggal
4. Mau’idhotul Khasanah
5. Doa/ penutup
Acara diawali dengan membaca basmalah bersama
diteruskan pembacaan ayat-ayat suci Al Quran yang dilantunkan oleh Ibu Munji
Haryati, S.Pd. SD, diteruskan acara sambutan tunggal dari Kades
Mergasana Bpk Arif Yoga Pratomo, S.Pd. Untuk efektiftas waktu beliau
mewakili sambutan dari Pengurus Ranting NU, Ketua Takmir Masjid dan dari
Pemdes.
Dalam sambutannya Kades Arif menyampaikan ucapan
terimakasih dan apresiasi yang tinggi kepada jajaran pengurus ranting NU dan
Takmir Masjid beserta jama’ahnya yang sudah berkolaborasi mengadakan program
secara rutin yaitu peringatan malam nuzulul quran. Mudah-mudahan kegiatan yang
positif ini selalu berjalan dengan istiqomah sehingga efek kebaikannya dapat
kita aplikasikan dalam kehidupan ber masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama Kades Arif Juga
menyamapaikan informasi tentang progres pembangunan yang sedang berjalan di desa
Mergasana yang meliputi pengaspalan jalan RT 10-11, penerangan jalan RT 11-12
dan rabat beton diwilayah RT 01/01, diharapkan pekerjaan bisa terselesaikan
sebelum lebaran tiba.
PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) juga tidak luput
disampaikan oleh Kades, bahwasanya pajak di tahun ini mengalami kenaikan dan terakhir
pembayaran pajak yaitu pada bulan Juli setiap tahunnya, harapanya semua warga masyarakat untuk
patuh bayar pajak sesuai dengan nominal yang ditentukan dan dibanyakan tepat
waktunya. Pungkas kades Arif dalam sambutannya.
Sebagai puncak acara yaitu Inti pengajian dalam
rangka memperingati malam nuzulul qur’an yang disampaikan oleh penceramah muda Ust. Najmu
Tsaqib Al Hafidz.
Dalam uraian ceramahnya beliau menyampaikan dalam 12 bulan atau satu tahun itu ada beberapa
malam yang mustajab/ dijabah bila kita mau berdo'a dengan khusu’ kepada
Allah SWT, karena doa merupakan salah satu cara seorang hamba
untuk berkomunikasi dengan Sang
Khalik. Sekaligus bukti
kelemahan dan
ketidak berdayaan seorang hamba.
Namun terkadang manusia lupa berharap ketika
dirinya bergelimang dengan harta,
seluruh keinginannya
dipenuhi, dan
diberikan nasib mujur. Seakan-akan doa hanya untuk orang yang
susah saja. Seakan-akan doa hanya untuk orang yang
susah saja. Pada dasarnya
berdo’a bisa dilakukan kapan pun dan di manapun. Akan tetapi, ada waktu dan momen
tertentu yang sangat baik digunakan
untuk berdoa.
Kemudian ia mencontohkan sebuah cerita dari sahabat nabi yang bernama
Tsa’labah yang memiliki kehidupan yang susah. Ia dikenal sebagai orang yang
miskin dengan harta yang sangat terbatas, bahkan terkadang pakaiannya pun harus
dikenakan bergantian dengan sang istri.
Pada suatu hari
Tsa'labah keluar dari masjid tanpa memperhatikan doa setelah sholat. Nabi Muhammad SAW kemudian bertanya kepadanya,
"Mengapa setelah sholat engkau bersikap seperti orang munafik yang terburu-buru
keluar masjid?"
Tsa'labah menjawab, "Ya Rasulallah, saya terburu-buru
keluar karena saya dan istri saya hanya memiliki
selembar pakaian yang sedang saya pakai ini, jadi saya menggunakan pakaian ini sedangkan istri saya telanjang di rumah, lalu saya
menjumpainya untuk memakai pakaian ini untuk shalat
sedangkan saya telanjang, oleh sebab itu doakanlah saya agar dikaruniai harta melimpah."

Rasulullah SAW menjawab, "Wahai Tsa'labah,
sesungguhnya harta yang sedikit yang disyukuri itu lebih baik dari pada harta
banyak yang tidak bersyukur." Setiap
kali Tsa'labah bertemu Rasulullah SAW, ia selalu meminta untuk didoakan agar
menjadi orang yang kaya.
Di suatu saat
Tsa'labah datang lagi menghadap Rasulullah SAW untuk kedua kalinya dan berkata,
"Ya Rasulullah, doakanlah kami agar Allah melimpahkan harta kepadaku." Rasulullah menjawab "Tidakah engkau
mempunyai teladan baik pada diri Rasulullah? Demi Allah seandainya saya ingin
mengubah gunung itu menjadi emas dan perak, niscaya itu akan terjadi." Rasulullah
SAW menolak mendoakan Tsa'labah agar ia bisa mensyukuri atas rezeki yang
dimilikinya.
Hari berganti,
Tsa'labah kembali menemui Rasulullah SAW dan berkata, "Ya Rasulullah,
doakanlah kami agar dikaruniai harta melimpah, demi Dzat yang telah mengutus
engkau sebagai seorang Nabi, maka karuniakan lah harta kepadaku pasti aku akan
memberikan hak-hak kepada yang berhak."
Lalu mereka sampai kepada Tsa'labah untuk meminta
zakatnya. Akan tetapi Tsa'labah tidak bersedia memberikan zakat dan malah
menghina. Tsa'labah berkata, "Ini tidak lain adalah upeti,
kalian pulanglah agar saya bisa mempertimbangkan lagi. Ketika mereka berdua
pulang kepada Rasulullah Saw, sebelum mereka berdua bercerita, Rasulullah SAW
bersabda: Celakalah Tsa'labah.
Kemudian Allah menurunkan wahyu yang dijelaskan
dalam Al-Qur'an surat At Taubah ayat 75-76:
Yang artinya: Dan diantara mereka ada orang yang
telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya jika Allah memberikan
sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah
kami termasuk orang-orang yang saleh. Maka setelah Allah memberikan kepada
mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan
berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi
(kebenaran).
Mendengar itu Tsa'labah segera pergi untuk
menghadap Rasulullah SAW dengan membawakan zakatnya, akan tetapi Rasulullah SAW
bersabda, "Sesungguhnya Allah telah melarangku untuk menerima zakatmu"
Seketika itu Tsa'labah menaburkan tanah ke atas kepalanya sebagai penyesalannya sendiri.
Rasulullah SAW bersabda: "Itu karena
perbuatanmu sendiri, sebab aku telah memerintahkanmu akan tetapi engkau tidak
bersedia mematuhiku"
Hingga akhir hayat Tsa’labah meninggal dunia di masa khalifah Usman dengan zakat yang selalu tertolak.