Sumber gambar: www.google.com
Ucapan sesungguhnya merupakan cermin sifat seseorang. Apabila ada
orang yang sering mengucapkan kata-kata baik, tentu akan dinilai bahwa sifat
orang tersebut baik. Namun sebaliknya, apabila ada orang yang sering
mengucapkan kata-kata buruk, tentu akan dinilai bahwa sifat orang tersebut
buruk. Oleh karena itu, biasakanlah lisan kita untuk selalu mengucapkan
kata-kata baik pada situasi apapun, termasuk pada situasi yang tidak
diinginkan. Misalnya, pada saat tertimpa musibah.
Kalimat yang tepat untuk diucapkan saat tertimpa musibah adalah
kalimat tarji’ atau istijra’. Kalimat tarji’ atau kalimat istijra’ merupakan
wujud penyerahan diri manusia atas takdir Allah SWT.
Dengan mengucapkan kalimat tarji’ atau istijra’ dibarengi bersikap
sabar dan ikhlas dalam menghadapi musibah maka Allah akan memberi pahala,
mengampuni dosa-dosa orang tersebut, dan memberi ganti yang lebih baik.
Musibah maupun bencana adalah salah satu bentuk ujian dari Allah
SWT, untuk hambaNya. Musibah dapat terjadi kapan pun, baik musibah yang
bersifat ringan, berat, besar, kecil, diderita secara pribadi, kelompok, maupun
yang bersifat menyeluruh.
Adapun sikap yang perlu kita lakukan dalam menghadapi musibah
adalah sabar, ikhlas, dan ikhtiyar untuk mengubahnya.
Dengan begitu, meskipun tertimpa musibah seseorang akan bersikap
tegar, teguh dalam pendirian, selalu hati-hati dan waspada.
Selain itu, dengan memiliki sikap tersebut seseorang akan memiliki
keyakinan yang kuat bahwa musibah, bencana, maupun ujian adalah bagian dari
takdir yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT, Ia tidak akan menyalahkan
takdir-Nya, melainkan akan meminta perlindungan kepada-Nya karena ia menyadari
tidak ada tempat berlindung kecuali naungan-Nya. Tidak ada pertolongan kecuali
dari-Nya.
Berikut waktu-waktu yang tepat untuk mengucapkan kalimat tarji’ sebagai
berikut:
1.
Ketika ada musibah
Jika kita mengalami musibah hendaknya
juga bersikap tawakal kepada Allah SWT dalam menjalaninya. Contoh musibah
diluar bencana alam, misalnya kebakaran, kerampokan, terjatuh dan lain sebagainya.
2.
Ketika ada orang yang meninggal dunia
Setiap makhluk hidup sudah tentu
akan mengalami kematian. Kematian seseorang adalah salah satu takdir yang sudah
ditetapka-Nya. Untuk itu, dalam menerima takdir tersebut harus sabar dan ikhlas
serta tidak lupa untuk menguckan kalimat tarji’ sebagai bentuk penyerahan diri
kepada Allah atas takdir yang tidak mungkin diubah oleh manusia.
3.
Ketika terjadi bencana alam
Bencana alam yang ditimpakan kepada
manusia bisa sebagai bentuk ujian, peringatan, bahkan azab dari Allah SWT.
Orang-orang yang beriman kepada Allah SWT saat terjadi bencana alam ia
mengucapkan kalimat tarji’, selain sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada
Allah juga sebagai cara untuk intropeksi diri terhadap perbuatan-perbuatan yang
mungkin menjadi sebab ditimpakan bencana alam.
4.
Ketika terjadi kecelakaan
Apabila melihat orang lain ataupun
diri kita yang mengalami kecelakaan, hendaknya mengucapkan kalimat tarji’ dan
bersabar atas kecelakaan tersebut. Contoh kecelakaan seperti, tertabrak sepeda
motor, mobil, truk, tersandung batu saat berjalan, terpeleset dilantai yang
licin, jatuh dari pohon dan lain sebagainya.
5.
Ketika kehilangan barang
Ketika kehilangan barang, seperti
kemalingan, kerampokan dan lain sebagainya yang merugikan hendaknya yang keluar
dari lisan kita adalah kalimat tayyibah tarji’ bukan kalimat yang justru akan
menambah dosa bukan mendapatkan pahala dan rahmat-Nya.
Demikian, mudah-mudahan kita bisa belajar
dan berupaya untuk membiasakan lisan kita selalu mengucapak kalimat tayyibah
yang dianjurkan oleh syariat Islam dalm kehidupan sehari-hari