Just another free Blogger theme

SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI PENGURUS RANTING NU DESA MERGASANA KECAMATAN KERTANEGARA KABUPATEN PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH KODE POS 53358 - TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Rabu, 15 Februari 2023

 

Sumber gambar: www.google.com



Ucapan sesungguhnya merupakan cermin sifat seseorang. Apabila ada orang yang sering mengucapkan kata-kata baik, tentu akan dinilai bahwa sifat orang tersebut baik. Namun sebaliknya, apabila ada orang yang sering mengucapkan kata-kata buruk, tentu akan dinilai bahwa sifat orang tersebut buruk. Oleh karena itu, biasakanlah lisan kita untuk selalu mengucapkan kata-kata baik pada situasi apapun, termasuk pada situasi yang tidak diinginkan. Misalnya, pada saat tertimpa musibah.


Kalimat yang tepat untuk diucapkan saat tertimpa musibah adalah kalimat tarji’ atau istijra’. Kalimat tarji’ atau kalimat istijra’ merupakan wujud penyerahan diri manusia atas takdir Allah SWT.


Dengan mengucapkan kalimat tarji’ atau istijra’ dibarengi bersikap sabar dan ikhlas dalam menghadapi musibah maka Allah akan memberi pahala, mengampuni dosa-dosa orang tersebut, dan memberi ganti yang lebih baik.


Musibah maupun bencana adalah salah satu bentuk ujian dari Allah SWT, untuk hambaNya. Musibah dapat terjadi kapan pun, baik musibah yang bersifat ringan, berat, besar, kecil, diderita secara pribadi, kelompok, maupun yang bersifat menyeluruh.


Adapun sikap yang perlu kita lakukan dalam menghadapi musibah adalah sabar, ikhlas, dan ikhtiyar untuk mengubahnya.


Dengan begitu, meskipun tertimpa musibah seseorang akan bersikap tegar, teguh dalam pendirian, selalu hati-hati dan waspada.


Selain itu, dengan memiliki sikap tersebut seseorang akan memiliki keyakinan yang kuat bahwa musibah, bencana, maupun ujian adalah bagian dari takdir yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT, Ia tidak akan menyalahkan takdir-Nya, melainkan akan meminta perlindungan kepada-Nya karena ia menyadari tidak ada tempat berlindung kecuali naungan-Nya. Tidak ada pertolongan kecuali dari-Nya.


Berikut waktu-waktu yang tepat untuk mengucapkan kalimat tarji’ sebagai berikut:


1. Ketika ada musibah

 

Jika kita mengalami musibah hendaknya juga bersikap tawakal kepada Allah SWT dalam menjalaninya. Contoh musibah diluar bencana alam, misalnya kebakaran, kerampokan, terjatuh dan lain sebagainya.

 

2. Ketika ada orang yang meninggal dunia

 

Setiap makhluk hidup sudah tentu akan mengalami kematian. Kematian seseorang adalah salah satu takdir yang sudah ditetapka-Nya. Untuk itu, dalam menerima takdir tersebut harus sabar dan ikhlas serta tidak lupa untuk menguckan kalimat tarji’ sebagai bentuk penyerahan diri kepada Allah atas takdir yang tidak mungkin diubah oleh manusia.

 

3. Ketika terjadi bencana alam

 

Bencana alam yang ditimpakan kepada manusia bisa sebagai bentuk ujian, peringatan, bahkan azab dari Allah SWT. Orang-orang yang beriman kepada Allah SWT saat terjadi bencana alam ia mengucapkan kalimat tarji’, selain sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah juga sebagai cara untuk intropeksi diri terhadap perbuatan-perbuatan yang mungkin menjadi sebab ditimpakan bencana alam.

 

4. Ketika terjadi kecelakaan

 

Apabila melihat orang lain ataupun diri kita yang mengalami kecelakaan, hendaknya mengucapkan kalimat tarji’ dan bersabar atas kecelakaan tersebut. Contoh kecelakaan seperti, tertabrak sepeda motor, mobil, truk, tersandung batu saat berjalan, terpeleset dilantai yang licin, jatuh dari pohon dan lain sebagainya.

 

5. Ketika kehilangan barang

 

Ketika kehilangan barang, seperti kemalingan, kerampokan dan lain sebagainya yang merugikan hendaknya yang keluar dari lisan kita adalah kalimat tayyibah tarji’ bukan kalimat yang justru akan menambah dosa bukan mendapatkan pahala dan rahmat-Nya.

 

Demikian, mudah-mudahan kita bisa belajar dan berupaya untuk membiasakan lisan kita selalu mengucapak kalimat tayyibah yang dianjurkan oleh syariat Islam dalm kehidupan sehari-hari

Categories:

0 comments:

Posting Komentar